Kalau mata “timbilen” maka itu disebabkan karena suka mengintip. Kalau mata “cedutan” maka ada yang “ngrasani”. Kalau minum tangkur buaya maka akan menjadi perkasa. Kalau makan terong akan lembek seperti terong. Kalau wanita dari suku X maka akan ditanggung nikmat.

Itulah sebagian kecil dari ratusan mitos yang telah terlanjur kita percayai dan terlanjur membuat kita semakin bodoh dan menampakkan akan kurangnya pengetahuan.

Ataukah kepercayaan akan mitos itu menunjukkan akan perlawanan kita akan ilmu pengetahuan atau sekedar ikut andil jasa mentradisikan sesuatu kebodohan yang dianggap sebagai pengetahuan yang perlu dijaga kelanggengannya atau diturun temurunkan.

Dapat dibayangkan apabila mitos-mitos tersebut dahulunya dipatenkan oleh para penemunya maka akan membawa berkah yang melimpah, minimal timbulnya suatu kebanggaan diri bahwa dirinya mampu membuat mitos yang dipercaya secara turun temurun.

Sadarkah kita bahwa cara-cara kita mempromosikan mitos sebagai hal yang membodohkan orang lain ataukah kita sendiri yang ingin menularkan kebodohan kita kepada anak cucu kita, itulah kita.